[SUARA HATI] nancy samola

21 Juli 2009

Suhu Panas Menjelang KTT WOC

Filed under: Ekonomi,Lingkungan,Mancanegara,Politik — nancysamola @ 10:43
Tags: , , , ,

Diposting di Kompasiana.com 10 Mei 2009

WOC di Manado

BEBERAPA hari terakhir ini, ada yang aneh sama ruang kamar saya. Tak biasanya, saya merasa kepanasan, meski sebenaranya kota Manado tempat saya lahir dan dibesarkan, memang dikenal kota pesisir pantai yang menggerahkan.

Tapi kini, suhu udara di kota Manado dan sekitarnya, beberapa hari ini terasa cukup panas. Kondisi ini bukan dipengaruhi oleh meningkatkan suhu politik menjelang Pemilu Presiden 8 Juli 2009, tapi ternyata, lantaran Manado menjadi tempat tuan rumah, saat Indonesia menyelenggarakan Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, di Manado, 11-15 Mei 2009.

Lantas, apa kaitannya WOC dan CTI Summit dengan kamar saya yang makin panas?

Nah ini dia. Saya berupaya mencari tahu lebih dalam. Sejak Jumat pekan lalu (8/5), 10 penerbangan ekstra dari Jakarta dan Singapura telah mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado, untuk membawa delegasi negara sahabat dan tamu undangan. Wah, pantas saja penduduk Manado yang tek lebih dari 500 ribu jiwa, makin disesaki ribuan orang ‘pendatang dadakan’. Dan, inilah jawaban persoalan itu. Manusia secara tak sadar berebut oksigen!

Manado Dahulu dan Kini

Pemandangan bawah laut Bunaken, Sulawesi Utara, benar- benar menarik. Berada di kedalaman laut, berbaur dengan terumbu karang dan ikan warna-warni, menimbulkan sensasi yang sulit dibayangkan.

Semasa kecil saya di sini, nyaris tak ada rumah yang menggunakan pendingin ruangan AC.  Dulu itu, kota Manado dikenal sejuk oleh udara segar dan angin laut, yang memicu mata terkantuk-kantuk. Angin segar yang membuat halusinasi setiap orang untuk berperilaku hidup santai itu, seakan-akan melambatkan roda perekonomian daerah. Apalagi di era 70 hingga 80-an, indeks kemiskinan di Sulawesi Utara, sangat kecil dibandingkan daerah lainnya.

Manado bukanlah kota kaya, dan salah besar jikadisebut kota miskin. Tapi yang jelas, Manado memiliki kelebihan dibandingkan kota-kota lain di timur Indonesia, sebagai kota tujuan berlibur setelah Bali dan Danau Toba.

Mungkin karena letaknya di pesisir pantai, banyak wisatawan mancanegara dan lokal yang berlibur di tempat ini. Meski tak ada olah raga selancar, tapi Manado dan pasisir pantai lain di Sulawesi Utara lainnya, mempunyai keunggulan, yakni panorama yang indah. Apalagi, ‘jualan marketing’ terbaiknya taman laut Bunaken, menjadikannya sebagai image bagi negara asing, bahwa Indonesia terkenal dengan Bunaken-nya.

Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang dapat di tempuh dengan Speed boat atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia.

Apalagi, selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.

Dan memang, dunia itu berputar. Masa emas ini tak berlangsung lama. Bunaken mulai di nomor-duakan, nomor tigakan dan mungkin di nomor 100-kan dalam tujuan wisata. Apalagi sejak era otonomi daerah, belum ada gebrakan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, untuk mewujudkan Bunaken sebagai tujuan wisata dunia.

Dan kini sudah saatnya, masyarakat dan pemerintah tidak terlena terhadap kerusakan terumbu karang di Bunaken. Sejak 10 tahun terakhir, kerusakan terumbu karang makin diperparah oleh banyaknya sampah kota yang menumpuk di pantai Manado.

Bunaken dalam WOC

Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Konferensi Kelautan Dunia WOC dan CTI Summit, mulai Senin 11 Mei, digelar. Sudah bisa ditebak, isu seputar kerusakan lingkungan akibat alam dan ulah manusia, akan dibahas. Apalagi, puluhan profesor dan pakar kelautan, sudah menyiapkan lembar makalah tebal, yang disampaikan di hadapan kepala-kepala negara sahabat, termasuk ratusan jurnalis nasional dan asing.

Aplagi sekitar 4.500 personel gabungan TNI dan Polri siap mengamankan pelaksanaan KTT Kelautan Internasional WOC dan CTI Summit, yang berlangsung pada 11-15 Mei 2009 di Manado. Gabungan pengamanan tidak hanya berada di Manado, tetapi juga didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

Gabungan TNI-Polri akan diutamakan pada pengamanan pelaksanaan Konferensi Kelautan Dunia itu di Convention Hall Grand Kawanua City Hotel (GKIC), serta sejumlah hotel bintang lima dan empat tempat menginap sejumlah kepala pemerintahan serta ribuan tamu dari 121 negara. Kemudian, lokasi pengamanan lainnya berada di pusat-pusat keramaian, sejumlah sudut kota, hingga Bandara Sam Ratulangi Manado, Pelabuhan Laut, dan berbagai akses umum lainnya.

Pengamanan ini tampaknya dianggap penting, karena ribuan delegasi negara sahabat, tamu undangan dan kalangan jurnalis, akan hadir pada pertemuan, yang salah satu agendanya adalah mencari solusi penyelamatan lingkungan kelautan.

Apalagi, penyelenggaraan WOC dan CTI di Manado, telah menghabiskan dana sekitar Rp 380 miliar, untuk pembangunan infrastruktur, sedang biaya penyelenggaraan hanya sekitar Rp 41 miliar.

Tapi yang terpenting adalah, tindakan aparat keamanan mampu mengatasi ancaman, yang dapat mengganggu kedamaian, khususnya bagi Sulawesi Utara. Selain itu, TNI dan Polri yang intens melakukan pengamaman di beberapa lokasi kegiatan WOC dan CTI Summit, juga tidak mengganggu aktivitas warga di Manado yang tidak terkait dengan kegiatan tersebut.

Sedangkan dana yang cukup besar Rp 380 Milyar tersebut, diharapkan digunakan untuk kepentingan WOC, dan tidak boleh dikorupsi. Minimal harus ada target, bahwa dana tersebut dapat memancing investor asing, untuk menanamkan modal di Indonesia, termasuk mempermudah akses semua pihak untuk menyelamatkan lingkungan.

Semoga, KTT Kelautan Internasional WOC dan CTI Summit mampu mendukung roda perekonomian nasional maupun daerah. Event ini maupun yang lainnya, sudah selayaknya menjadi sumber pemasukan sektor Meeting, Incentive, Congress dan Exhibition (MICE), termasuk mendukung sektor riil bagi warga Bunaken.

Dan akhirnya, saya kembali ke dalam kamar sauna di kala siang terik. Yang saya khawatirkan adalah, limit tabungan saya berkurang karena membeli pendingin udara, atau tetap bertahan dengan keringat di dahi hingga WOC berakhir.

(Nancy Samola, aktivis Komunitas Lentera)

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.